Skip to main content

Simon Pierpont Langley, seorang profesor astronomi dari Universitas Pittsburgh. Beliau juga pendiri Smithsonian Astrophysical Observatory. Pernah jadi asisten di Harvard College Observatory. Beliau mendapatkan pendanaan sebesar USD 50.000 dari Departemen Pertahanan untuk membuat pesawat terbang.

Disaat yang bersamaan Wilbur dan Orville Wright juga sedang bereksperimen membuat pesawat terbang. Wright bersaudara ini sekolah sampai SMA namun tidak menerima ijazah karena harus pindah rumah. Mereka pernah buka usaha percetakan sebelum akhirnya membuka bengkel sepeda memanfaatkan trend sepeda dikala itu. Dengan memanfaatkan bengkel sepedanya inilah mereka bereksperimen membangun pesawat terbang.

Pada tanggal 13 Desember 1903, Wright bersaudara berhasil terbang selama 3 detik. Sedangkan Simon Langley menghabiskan dana pemerintah dan kemudian gagal. Beliau tidak mau melalukan percobaan lagi setelah dana dari pemerintah habis. Simon Langley over credential, over funded, berhasil dikalahkan oleh Wright bersaudara yang punya visi dan tujuan dengan uang terbatas.

Disini muncul istilah “Grit” yang kalau diterjemahkan ke Bahasa Indonesia berarti kegigihan atau daya tahan. Inilah esensi dari buku Grit karangan Angela Duckworth. Bahwa kesuksesan seseorang lebih ditentukan oleh kegigihannya ketimbang kecerdasannya.

Angela melakukan penelitian dari mulai juara spelling bee (kompetisi mengeja), mahasiswa Akademi Militer Westpoint, bahkan siswa SMA di Chicago public school juga di tes. Hasilnya mereka yang punya nilai grit tinggi punya peluang sukses lebih besar daripada mereka yang nilai gritnya rendah. Walaupun mereka punya IQ lebih tinggi.

Woddy Allen punya quote “80 percent of life is just showing up”. Quote ini mengatakan bahwa kunci sukses dalam hidup 80%nya hanyalah “nongol”. Dalam buku ini ada 2 rumus, yaitu :

Talent x Effort = Skill

Skill x Effort = Achievement

Usaha atau effort nilainya ganda dalam rumus diatas. Dengan kata lain usaha jauh lebih penting daripada bakat atau talenta. Usaha dalam waktu yang panjang disebut Grit atau kegigihan.

Kegigihan dapat dibangun dari dalam diri seseorang dengan menumbuhkan beberapa faktor. Salah satunya minat dan tujuan. Seseorang yang tidak berminat pada matematika, tidak akan mau berjuang habis-habisan untuk mempelajari matematika. Disisi lain ada anak yang suka main basket, dia akan main basket siang dan malam setiap hari dan pada akhirnya menjadi seorang pemain basket profesional.

Untuk menumbuhkan kegigihan butuh minat dan tujuan. Jika tujuannya sudah didapat maka tidak perlu lagi didorong-dorong untuk belajar atau latihan. Seorang anak yang tidak tahu tujuan belajar, sampai kuliahpun harus tetap dipaksa oleh orang tuanya untuk belajar. Sedangkan mereka yang sudah jatuh cinta sama ilmu pengetahuan mereka tidak perlu lagi dimotivasi untuk membaca buku dan belajar.

Inilah bedanya Pendidikan di Indonesia dan di negara maju. Mereka punya banyak sumber daya untuk menumbuhkan minat anak terhadap ilmu pengetahuan. Mulai dari museum, perpustakaan, science lab, dan observatory. Kegigihan seorang anak untuk belajar akan muncul saat dia sudah tahu tujuannya.

Beberapa buku yang bisa membantu pemahaman tentang Grit :

  1. Carol Dweck – Mindset
  2. Rick Warren – The Purpose Driven Life
  3. Simon Sinek – Start with Why

80 percent of life is just showing up

Woddy Allen

Leave a Reply